Rabu, 25 November 2009

KASUS BANK CENTURI: OBOK-OBOK NEGARA



Mungkin masih lekat di benak, dengan lagu Joshua "Di Obok-Obok". Ikan-ikan pada mabok karena air di obok-obok. Ya begitu...kalau kita melihara ikan di akuarium, toples atau mungkin ember. Jika airnya diaduk...jelas ikannya pada puyeng, walaupun itu ikan-ikan besar, apalagi ikan kecil.
Ternyata ndak jauh beda dengan negara ini. Ketika negara ini di obok-obok dengan kasus Bank Century, dari awal hingga sekarang hingga sekarang (ndak usah diceritakan lagi...paling dah pada tau..) 'ikan-ikan' besar lagi pada puyeng, sampai-sampai yang paling besar pun ambil bicara, dan berlawanan dengan semboyan ketika kampanye: "Jangan dilanjutkan!"
Ibarat ketika airnya mulai diaduk, beberapa ikan besar yang puyeng, mulai bernyanyi nyaring, menyeret ikan-ikan lain untuk ikut puyeng. Tapi jangan sampai ikan-ikan kecil ikut puyeng, berabe! betawi.


Ya...berabe ntar...gimana ndak? Kalau semua ikan pada puyeng, seneng dong yang mau mancing. Ndak perlu susah-susah nunggu ikan makan umpan, langsung ambil saja tooh..!
Yang penting sekarang mikir bagaimana airnya berhenti bikin puyeng. biar cepet pulih dan pada sehat. Biar nanti ikan-ikan kecil ndak ikut puyeng dan mati.
*****

Minggu, 01 November 2009

KPK vs POLRI: Pertarungan Cicak dan Buaya

Dibyo begitu kaget, lagi enak-enaknya Dibyo ngalamun sambil menikmati peuyeum dan kopi-krimer, ditepuk pundaknya dibarengi teriakan keras, "Ngalamuni cewek mana yaa...!!"
"Waah nganggu orang lagi menikmati hidup aja pak Daryo ini..." komentar Dibyo sambil nelan sisa peuyeum dimulutnya.
"Ndak ngajar boss?" Daryono 'mencairkan ketegangan'.
"Dah tau lagi duduk disini sambil makan peuyeum..." Balas Dibyo sambil nyruput kopi-krimnya yang dah mulai dingin.
"Waduh nesu...!" Daryono menarik kursi di meja seberang.
"Kosong jam sampai nanti istirahat dhuhur." Dibyo tangan Dibyo nyamber satu 'batang' peuyeum lagi, oleh-oleh rekan guru yang baru pulang workshop di Bandung.
"Nonton pertandingan besar ndak Boss?" Daryono seneng manggil siapa saja dengan sebutan boss.
"Kris Jon tanding lagi?"
"Bukan...itu sih masih pertandingan kecil..." Daryono ikutan nyamber tumpukan Peuyeum di keranjang bambu dan tanpa basa-basi nyruput kopi-krimnya Dibyo. "Ini lebih sangar, boss!"
"Lha....?!"
"Cicak lawan buaya!" Daryono menjelaskan."KPK lawan Polri!"
"Ooo..." Dibyo berkomentar sangat singkat. "Siapa yang menang, berapa ronde?"
"Belum ketahuan bos, belum selesai."
"Hehehe...aneh yaa...?"Dibyo nyletuk sambil ketawa sendiri.
"Ho-oh..." sambut Daryono sambil ngunyah peuyeum.
"Negara lagi perang melawan korupsi, malah senjatanya dipretheli ya.." Dibyo komentar lagi.
"Padahal gempuran cukup menggetarkan ya boss.." Daryono mencoba menambahkan. Sementara Dibyo hanya ngangguk-angguk karena lagi berusaha menelan peuyeum.
"Ndilalah kok ya pake kebledhosan" Daryono nyruput kopi-krimnya Dibyo lagi.
"Yaa itu yang aneh...." Ridwan yang baru turun dari kelas ikut nimbrung. "Enak nih ngopi bersanding peuyeum."
"Senjata ampuh bukan dirawat malah dipretheli". Ridwan membuka mulut agak lebar.
"Kalo ada onderdil yang rusak, kan idealnya diperbaiki ganti onderdilnya dengan kualitas yang sama." Ridwan nyrocos karena baterenya baru dicas.
"Kalo cuma bedhil yang rusak sih tinggal diperbaiki atau ganti onderdil" protes Daryono. "Lha ini lembaga, onderdilnya orang.."
"Sama aja pak." Ridwan membela diri, "Ganti orangnya thooh..?"
"Ya.., kembali ke senjata yang mbledhos tadi." Dibyo menyela, "Paling ini karena waktu sangar-sangarnya KPK, banyak pihak yang kena."
"So...mumpung senjata itu lagi trobel, dipretheli, supaya gantinya nanti ndak seperti KPK sekarang, hehehe..." tambah Dibyo.
"Bisa juga begitu, mbledhosnya mungkin juga sudah dipersiapkan, kasih peluru yang mbebel, atau oli-oli perawatan justru yang bikin masalah." sahut Daryono.
"Jadi, ketika ada onderdil yang rusak, mempengaruhi onderdil lain." disambung Daryono lagi.
"Kaya pitmotor pake oli palsu ya pak..." Ridwan menyahut.
"Ndak tau lah...gimana maunya." Dibyo nyruput kopi-krimnya yang tinggal dikit.
****