Rabu, 02 September 2009

MALAYSIA: Lagu Kebangsaan Pun Menjiplak

Ditengah ramainya kabar klaim beberapa hasil karya seni dan kebudayaan daerah Indonesia oleh Malaysia, Negera Melayu itu malah membuka aibnya. Justru ketika sedang merayakan perhelatan akbar, acara agung kenegaraan, warna hitam tertoreh di bendera mereka.
Cam mane tu...? Yupp cuba tengok kesini...Gara-garanya Lokananta perusahaan rekaman di Surakarta,yang kini merupakan salah satu cabang Perum Percetakan Negara RI. Lokananta membuka dokumen berupa rekaman lagu lawas yang indentik dengan lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku...lhaah?!
Lagu lawas itu berjudul Terang Bulan yang diciptakan oleh Syaiful Bachri. Pihak Lokananta meyakinkan publik bahwa lagu 'Terang Bulan' adalah lagu milik bangsa Indonesia yang telah dijiplak dan hanya diubah syairnya oleh Malaysia untuk dijadikan lagu kebangsaan.
Dalam catatan arsip Lokananta, hanya tertulis lagu tersebut sebagai lagu hiburan atau lagu rakyat populer dalam kategori jenis irama keroncong berdurasi 11 menit 15 detik dan tidak ada nama pencipta. Terang Bulan direkam pada piringan hitam pada 16 Maret 1965, bersama tiga lagu jenis keroncong lainnya.
Lagu Negaraku hanya mengubah syair Terang Bulan. Musik pengiring Negaraku dimodifikasi dengan sentuhan orkestra. Adapun lagu Terang Bulan diiringi musik sejenis keroncong.
Mungkin mereka masih malu mengakui bahwa Indon (sebutan bagi negara, bangsa atau orang Indonesia) mempunyai jiwa dan kemampuan seni yang tinggi dan tidak dapat mereka ungguli. Tidak hanya itu mereka juga masih malu untuk mengakui, bahwa banyak hal di Malaysia semua berbau Indonesia tapi mereka tak bisa menghilangkannya.


P

GEMPA YANG MENGAGETKAN

Lagi serius-seriusnya nakar air buat minum susu Byrron si kecil, tiba-tiba Mbah Uti(Ibu) berteriak lumayan keras. Kaget memang, tapi sangat berarti, karena yang diteriakkan adalah: gempa!
Segera saja, tanpa tengak-tengok, kedua anak-anak yang sedang asyik bermain yaitu Jilan si sulung dan Zaidan keponakan yang manis ditarik menuju belakang rumah. Byrron sendiri kebetulan sedang digendong bu Lik-nya ikut ditarik. Baru sadar Mbah Kung (bapak)-yang sudah agak susah jalan-lagi tiduran, tapi alhamdulillah sudah dituntun mbah Uti yang juga lagi terapi.
MasyaAllah, terasa sekali getarannya, suara air di bak mandi agak keras terdengar, gemerincing gelas dan piring di rak dapur. Kedua anak kudekap erat, jaga-jaga kalau nylonong masuk rumah.
Cukup lama untuk ukuran gempa (kira-kira 3-5 menit) dan getarannya pun terasa seperti berputar.
sambil melihat lampu gantung, memastikan getaran gempa sudah berhenti, kuajak anak-anak pindah tempat, ke depan rumah.
Langsung saja, sms teman-teman yang biasa online, dapatlah info kalau gempanya memang kuat 7,3 SR di daerah Tasik dan berpotensi gempa. Tapi, disiaran tv ndak ada info baris tentang gempa (wah gimana nih...).
Alhamdulillah...ndak sampai ada kerusakan, ndak terjadi hal-hal yang berarti.