Minggu, 21 Juni 2009

SATU GURU SATU LAPTOP: Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT di SMP Muhammadiyah Gombong

z
Sesuai dengan visinya, Teladan dalam Imtak Terdepan dalam Ipteks, mau tidak mau SMP Muhammadiyah Gombong, harus selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Terlebih lagi sebagai bagian dari Perserikatan Muhammadiyah, selain memiliki tanggungjawab dakwah, juga memiliki tanggungjawab mencerdaskan dan memajukan umat. Juga dalam menghadapi kemajuan teknologi yang ada dikehidupan masa mendatang.

Salah satu inovasi pembelajaran yang sedang dilakukan adalah Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT (TIK). Dalam upaya penerapan pembelajaran berbasis TIK, sebenarnya sudah dirintis sejak 3 tahun yang lalu, dengan dibangunnya laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan internet, yang dapat menampung 25 peserta didik atau satu kelas secara bersama-sama.

Walau masih terbatas pada Mata Ajar TIK dan beberapa guru yang memanfaatkan sebagai media pembelajaran, paling tidak sudah bisa mengenalkan peserta pada teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa pengajar juga dapat memanfaatkan untuk melaksanakan KBM ketika ruangan tersebut tidak digunakan untuk kegiatan praktik mata ajar TIK.

Bahkan SMP Muhammadiyah Gombong, sempat mengadakan pelatihan-pelatihan komputer dan pengenalan internet bagi guru-guru Sekolah Dasar dan Perangkat Desa di sekitar Kecamatan Gombong pada bulan Juni dan Juli 2008. Pada tanggal 24 Mei 2009 yang lalu digunakan untuk pelaksanaan Diklat Penentuan Jadwal Sholat dan Arah Kiblat bagi Takmir Masjid, Guru, Pelajar, Mahasiswa dan Umum di sekitar Gombong dan Karanganyar

Untuk lebih memantapkan penerapan pembelajaran berbasis TIK , SMP Muhammadiya Gombong melakukan suatu gebrakan, yaitu Pengadaan Laptop bagi Guru, Satu Laptop Satu Guru. Memang pengadaan laptop tersebut dilakukan dengan cara membeli dengan mengangsur. Namun pihak sekolah bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong memberikan subsidi, sehingga tidak terlalu memberatkan para guru.

Mungkin ada pihak yang memandang bahwa tindakan tersebut terlalu muluk. Tetapi untuk menuju suatu kemajuan dan inovasi kebijakan tersebut merupakan langkah tidak salah. Bahkan bisa dikatakan sebagai cara untuk mendorong para guru untuk lebih mengenal-memanfaatkan komputer dan internet sebagai media pendidikan dan tidak hanya tergantung pada buku-buku ajar serta dapat memperkaya materi ajar melalui media internet.

Ke depannya dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan laptopnya masing. Materi pembelajaran yang disampaikan tersimpan didalam laptop dan disampaikan melalui monitor yang terpasang didepan kelas atau menggunakan proyektor. Tidak hanya untuk kegiatan pembelajaran, adminstrasi guru pun dilakukan dengan laptopnya masing-masing.

Memang, jika satu laptop satu siswa sebagai media belajar maupun pembelajaran belum dapat diwujudkan, seperti yang telah terlaksana di Vietnam. Tetapi sebagai media pembelajaran, tepatnya media penyampaian materi kepada siswa disampaikan melalui monitor LCD 40” yang terpasang di depan kelas. Menurut rencana 8 ruang belajar menggunakan monitor, untuk saat ini telah terpasang 4 monitor.

Bagi siswa juga disediakan Pojok Internet, media diluar kelas kelas yang khusus diperuntukan bagi siswa yang akan mengunduh materi pembelajaran atau mengunggah tugas-tugas pelengkap pembelajaran. Bahkan untuk keperluan-keperluan informasi dan komunikasi lainnya.
Akan lebih lengkap lagi akses internet dapat dilakukan melalui hotspot. Perangkat hotspot tengah dipersiapkan, dengan jangkauan +/- 200m. Guru (dan siswa) akan lebih mudah mengakses internet untuk keperluan kegiatan pembelajaran.