Selasa, 03 Maret 2009

Memotret Diri Sendiri: Pekerjaan Sulit

Baru-baru ini saya melihat-lihat album foto di tempat kerja karena saya butuh untuk nambah-nambah gambar di blog atau di facebook. Lha, ternyata jarang banget foto foto saya. Di tiap acara yang terdokumentasi gambar saya paling hanya satu, dua, tiga....
Ya jelas foto saya jarang di album foto, karena saya yang pegang kemera.
Yaa gituu, sedihnya kalau dipasrahi kamera, pada acara-acara yang mengandung kesan-kesan indah, dirinya gak ikut terekam. Itu hukum alam. Bisa....pakai selfshoot! Berarti bukan kita yang motret!
Yang namanya tukang foto sudah pasti dirinya gak ada difoto yang ia jepret. Kalaupun ada fotonya, berarti bukan tukang fotonya yang njepret.
Sambil melamunkan andai saya tidak pegang kamera, nyambung dengan pepatah sulit ukur baju sendiri. Muncul pepatah baru....Sulit memotret diri sendiri.
Iya kan? Betapa sulitnya memotret diri sendiri bahkan kayanya nggak bisa tanpa alat bantu. Kita baru bisa memotret diri kita sendir harus memakai alat bantu, pakai mode selfshooter (atau apa, pokoknya bisa motret sendiri) kalau nggak pakai cermin, tapi kelihatan kameranya doong!
Memang, kita sulit melihat diri sendiri tanpa alat bantu atau bantuan orang lain. Muka kita seperti apa, jerawatnya berapa, letak hidungnya dimana, matanya simetris apa tidak, mungkin ada corengan arang. Masih banyak bagian lain dari diri kita yang sulit kita lihat.
Selama hidup kita hanya bisa melihat orang lain. Akibatnya kita akan melihat kita merasa diri kita sebagai subjek dan yang kita lihat adalah objek. Subjek lebih mudah mengamati objek.
Repotnya sering kali diri sebagai subjek hanya melihat kekurangan dari objek. Atau juga apa yang terjadi pada objek harus sesuai dengan kemauan subjek.
Kalau semuanya merasa sebagai subjek, maka jelas terjadi berbagai benturan antar subjek yang masing-masing punya kemauan, kepentingan, atau tujuan.
Ya... itu.... memang perlu ada alat bantu untuk bisa motret diri sendiri, merekam video sendiri, atau cermin untuk bisa membersihkan muka sendiri, sisiran, mencet jerawat, cukur kumis-jenggot sendiri dll lah...
Pikir-pikir memang sulit sih melihat diri sendiri, sering juga saya bertengkar, berprasangka, menggunjing dan sebagainya karena baru bisanya melihat orang lain.
Sulit memang...sulit pitik.....