Satu lagi, kekayaan negeri ini pergi, bukan dijual, tapi memang sudah waktunya pergi. Bukan perusahaan bukan pula pulau. Tetapi hiasan yang memperindah negeri ini.
WS. Rendra, Si Burung Merak, seorang tokoh, seniman, bahkan seorang yang memiliki dedikasi tinggi terhadap negeri ini, telah pergi menghadap Sang Khalik.
"Burung Merak" yang bulu ekornya begitu indah ketika mengembang, memberikan keindahan, menghiasi negeri ini. Bulu-bulu merak yang indah menjadi pelipur lara dari keburukan yang ada di sekelilingnya.
Walaupun keindahan bulu Merak menyenangkan, tetapi tetap ada yang merasa terganggu. Maka tak jarang Burung Merak sering menjadi incaran pemburu, yang menginginkan menghentikan kehidupan sang burung. dan memajang bulunya.
Dedikasinya terhadap negeri yang tinggi, tidak bisa diam terhadap keburukan yang terjadi. WS Rendra tidak akan diam, dengan syair-syairnya, mengkritisi apa yang terjadi. Seperti burung merak yang bulunya indah, menjadi incaran pihak-pihak yang tidak tahan kritik.
Kini "Burung Merak" telah pergi, terbang meninggalkan bulu-bulu, sayap serta ekornya yang indah, untuk menghiasi negeri yang ditinggalkannya.
Selamat jalan "Burung Merak"... Semoga obsesi dan dedikasimu dapat diteruskan oleh generasi sesudahmu...
tolong disetting dong agar RSS feednya full, bukan cuma header doang. soalnya di DUCBLOG hanya tampil judulnya aja. tengkyu!
BalasHapus